Minggu, 09 Juni 2013

Cara membuka blokiran Internet Positif

0 komentar
Yg namanya hobi itu gk bisa dicegah, seribu satu macam carapun dilakukan dan nonton blue film itu kan termasuk hobi . dg perkembangan jaman yg semakin maju sampai internet bisa diakses dimanapun,, nota bene anak dibawah umur bisa mengakses situs yg kurang mendidik. mungkin dari sekian banyak pengguna internet mengadukan kemudahan situs dewasa itu diakses anak dibawah umur. dan muncullah INTERNET POSITIF yg dimana berfungsi debagai sensor situs dewasa,, dan telah banyak situs situs dewasa yg tak luput dari blokir internet positif,,jangan bingung,, karena tidak bisa berselancar di situs kesayangan masih banyak jalan menuju roma,, eits menuju blok kesayangan denk,, langkah langkah membuka internet positif 1- pastinya anda pengguna pc, laptop dan sejenisnya 2- terhubung dg internet 3- buka mozilla firefox. 4- tekan, ctrl+sift+A 5- muncul tampilan Add-ons manager. 6- ketik ANONYMOX di kolom pencarian add-ons 7- pilih anonymoX 1.0.1 klik install 8- pilih restartnow tunggu sekian detik proses restart, dan tara,,berselancarlah kesitus kesayangan anda, awas ketahuan sikecil ya gan,,hehehehe
Continue reading →
Senin, 03 Juni 2013

COMING SOON TO TRANS STUDIO IN SAMARINDA

0 komentar
BALIKPAPAN – Keputusan Trans Corp yang lebih memilih Samarinda ketimbang Balikpapan sebagai lokasi pembangunan Trans Studio sangat disayangkan kalangan pengusaha Kota Minyak. Mereka menilai Balikpapan lebih strategis, baik dari segi akses maupun infrastruktur penunjang jika dibandingkan dengan Samarinda. “Kami tentu saja kecewa, kami sangat berharap Trans Studio bisa dibangun di Balikpapan,” ujar Ketua Balikpapan Tourism Board (BTB) Sugianto kepada Kaltim Post kemarin. Ia menilai, dengan adanya Trans Studio di Balikpapan, maka akan menjadikan kota ini memiliki ikon baru lagi untuk dijual, tak hanya itu dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Balikpapan diyakininya bakal semakin pesat. “Apalagi dengan segera rampungnya perluasan terminal bandara yang baru, tentu saja merupakan kelebihan Balikpapan jika dibanding dengan Samarinda,” imbuhnya. Ia juga berpesan kepada pemerintah kota untuk terus memperjuangkan agar Trans Studio bisa dibangun di Balikpapan. “Jika ada peluang sekecil apapun itu, maka pemerintah kota wajib untuk memperjuangkannya,” pintanya. Senada dengan Sugianto, Ketua Asosiasi Travel Agen Indonesia (Asita) DPD Kaltim Eddy Yusuf Assainar juga menyayangkan keputusan Trans Corp yang lebih memilih Samarinda ketimbang Balikpapan.”Dengan posisi Balikpapan sebagai pintu gerbang Kaltim, serta kondisi Balikpapan yang tidak banjir dan suasana yang lebih kondusif seharusnya bisa dijadikan pertimbangan Trans Corp,” katanya. Ditambahkannya, dari segi akses, Balikpapan dinilai lebih mudah dijangkau dibandingkan Samarinda. “Akses menuju Balikpapan ini kan sangat mudah, masyarakat dari Tarakan, Banjarmasin, dan Berau pasti akan lebih mudah jika akan berkunjung ke Balikpapan,” ucapnya. Sementara, Ketua I Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Yulidar Gani mencoba menanggapi keputusan Trans Corp dengan bijak. “Saya tidak kecewa, hanya saja saya meminta kepada Trans Corp agar tidak hanya menilai Samarinda sebagai ibu kota Kaltim saja dalam mengambil keputusan ini,” katanya ketika dikonfirmasi. Ia melanjutkan, seharusnya aspek-aspek lain dari segi objektivitas dan keuntungan, Trans Corp bisa menilainya. “Terlepas dari posisi Samarinda sebagai ibu kota, Balikpapan memiliki sarana penunjang yang lebih lengkap. Bandara kelas internasional serta posisinya sebagai gerbang Kalimantan Timur tentu memiliki kelebihan tersendiri, seharusnya aspek-aspek tersebut bisa membuat Trans Corp meninjau kembali keputusan ini,” harapnya. Ia bahkan mengatakan Balikpapan masih punya peluang untuk merebut Trans Studio, meskipun sudah dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara Trans Corp dengan Pemerintah Provinsi Kaltim. “Saya pikir keputusan Trans Corp masih bisa berubah, jika mereka mau meninjau kembali posisi Balikpapan dengan Samarinda,” ujarnya optimistis. Diwartakan sebelumnya, Trans Studio akhirnya dipastikan dibangun di Samarinda. Penandatangan MoU)pembangunan taman bermain di dalam ruangan (indoor theme park) ini dilakukan Gubernur Awang Faroek Ishak dengan Direktur Utama Trans Corp Chairal Tanjung di Bengkirai Room, Hotel Novotel, Jalan Ery Suparjan, Balikpapan, Sabtu (1/6). Awang Faroek menjelaskan, Trans Studio akan berdiri di atas lahan seluas delapan hektare bekas Hotel Lamin Indah atau samping Hotel Mesra, Jalan Bhayangkara. Lahan tersebut diklaim merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Kaltim. “Lahannya sudah sangat siap sekali,” ujar Awang Faroek usai penandatanganan MoU. Senada, Dirut Trans Corp Chairal Tanjung memilih Samarinda sebagai lokasi pembangunan Trans Studio dikarenakan kesiapan lahan dari Kota Tepian. “Dari tiga kota yang sempat kita lirik, yakni Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong, ternyata Samarinda adalah yang paling siap,” ucap adik dari Chariul Tanjung, pemilik utama CT Corp yang merupakan induk perusahaan Trans Corp ini. Selain itu, Chairal menilai letak Samarinda sebagai pusat Kaltim cenderung lebih menguntungkan. “Kami prediksikan ke depan Samarinda akan lebih prospek,” tambahnya. Ia menjelaskan, pembangunan Trans Studio yang dilengkapi dengan hotel tersebut akan memakan waktu sekitar dua tahun dan menelan biaya sebesar lebih dari Rp 500 miliar. “Pengalaman kita, biasanya membutuhkan investasi sebesar Rp 500 miliar lebih untuk membangun Trans Studio,” ungkapnya. Sesuai dengan kesepatakan, dalam pembangunan Trans Studio, Pemerintah Provinsi Kaltim akan menyertakan 30 persen modalnya. Kedua belah pihak juga sepakat untuk membentuk perusahaan patungan dengan Perusda Kaltim. Terkait kapan akan mulai dibangun, Cahiral masih belum bisa banyak memberi keterangan, karena selanjutnya ia akan melakukan pembicaraan mengenai detail kerja sama antara Pemprov Kaltim dengan Trans. SAMARINDA - Pembangunan Trans Studio di Kota Tepian mendapat dukungan dari kalangan legislatif. Pun begitu, penentuan lokasi pusat taman bermain indoor itu tak sepenuhnya mendapat persetujuan. Sebab lahan seluas delapan hektare bekas Hotel Lamin Indah di samping Hotel Mesra, Jalan Bhayangkara yang akan menjadi lokasi Trans Studio itu bakal memunculkan kemacetan yang kian parah. Ketua DPRD Samarinda Siswadi menyebut, lemahnya Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dinilai menjadi penyebab, penentuan lokasi Trans Studio asal memandang posisi yang strategis. Andai RTRWP Kaltim dan Samarinda tertata dengan baik dan dijalankan tegas, Pemkot pun bisa menentukan kawasan-kawasan sesuai RTRW di daerah ini. “Kawasan mal atau pusat perbelanjaan, pendidikan, perkantoran pemerintah dan swasta, dan lainnya itu sudah diatur,” sebutnya. Jika semua kawasan sudah ditentukan, maka Pemprov Kaltim tak kesulitan pula menentukan lokasi pembangunan Trans Studio. RTRW itu menjadi acuan dalam penentuan lokasi. Meski demikian, terlepas RTRW, sejatinya Trans Studio ini diharapkan tak menambah kemacetan dalam kota. Bila hal itu terjadi, Pemprov maupun Pemkot bisa mencarikan tempat alternatif baru di daerah pinggiran, bukan di tengah kota. DPRD Samarinda, kata dia, sejauh ini tak dilibatkan dalam penentuan lokasi pembangunan Trans Studio. Sebab Pemprov hanya berkoordinasi ke Pemkot dan DPRD Kaltim. “Kami (DPRD Samarinda) tak menolak pembangunan Trans Studio. Tapi kalau pembangunan pusat bermain ini hanya menambah kemacetan, itu perlu dikaji kembali,” pintanya. Politisi PDI Perjuangan ini mengusulkan, Trans Studio ini bisa dibangun di daerah utara Samarinda atau di Samarinda Seberang. Sebab dua wilayah ini masih memiliki lahan yang luas dan belum padat penduduk. Senada, Ketua Komisi II DPRD Kaltim Rusman Yakub pun tak menolak Trans Studio dibangun di Samarinda. Sebab ini bisa menambah citra positif daerah ini di tingkat nasional. Namun yang perlu diperhatikan, menyangkut penentuan lokasi di Jalan Bhayangkara yang sudah terbangun mal dan hotel. Pemprov dan investor mesti menjelaskan perencanaan pembangunan Trans Studio. “Pemerintah tak boleh ‘kucing-kucingan’ lagi dengan publik. Masyarakat patut tahu perencanaan pemerintah dan investor, mengapa dibangun di sana (Jalan Bhayangkara, Red.),” tanya dia. Menurut dia, pemerintah wajib menjelaskan perencanaan pembuatan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan analisis dampak lalu lintas (Andalalin) Trans Studio. Sehingga publik juga bisa mengawasi hasil Amdal dan Andalalin itu. Jika terbukti mampu menambah kemacetan, lokasinya dirasa perlu dikaji ulang untuk dipindah di lokasi lain, di luar perkotaan. Apalagi Jalan Bhayangkara juga kerap kali macet. Adanya Trans Studio jelas kota ini kian padat. Rusman membeberkan, kasus pembangunan supermal di lahan eks Puskib, Balikpapan adalah salah satu bukti, bahwa Pemprov kurang transparan dalam penentuan lokasi. Sehingga pembangunan supermal di lahan bekas Puskib di Jalan Ahmad Yani itu dikeluhkan warga Balikpapan, karena bisa menyebabkan kemacetan kian parah. Ia meminta, pembuatan Amdal dan Andalalin ini bisa se-independen mungkin. Jika perlu melibatkan masyarakat Samarinda. Komisi II DPRD Kaltim akan membahas secara intens soal Trans Studio ini. Komisi II, jelas dia, sementara waktu belum memikirkan pemindahan lokasi pembangunan Trans Studio. Pihaknya akan memanggil Pemprov dan investor untuk menjelaskan, perencanaan pembangunan taman bermain itu tanpa menimbulkan kemacetan dan masalah sosial lainnya. “Trans Studio bagus, tapi jangan terlalu euforia dulu. Kita harus pikirkan dampak sepuluh tahun ke depan Jalan Bhayangkara jika ada Trans Studio,” jelasnya. Sebelumnya, setelah sempat tak jelas nasibnya, Trans Studio akhirnya dipastikan dibangun di Samarinda. Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan taman bermain di dalam ruangan (indoor theme park) ini dilakukan Gubernur Awang Faroek Ishak dengan Direktur Utama Trans Corp Chairal Tanjung di Bengkirai Room, Hotel Novotel, Jalan Ery Suparjan, Balikpapan, Sabtu (1/6).Trans Studio akan berdiri di atas lahan seluas delapan hektare yang diklaim merupakan aset milik Pemprov Kaltim SUMBER : KALTIMPOS.co.id
Continue reading →